Selasa, 25 Desember 2007

Download Soal UAN

Download Soal UAN SD
SOAL UAN - 1995
Soal UAN1 - 1996
Soal UAN 2 - 1997
Soal UAN 3 - 1998
Soal UAN 4 - 1999
Soal UAN 5- 2000
SOAL UAN 6 - 2001
SOAL UAN 7 - 2002
SOAL UAN 8 - 2003
SOAL UAN 9 - 2004
kumpulan Soal Matematika - SD

Download Soal UAN Matematika SMP

Soal UAN 1
Soal UAN 2
Soal UAN 3
Soal UAN 4 (2007)

Download Soal UAN Matemtika SMA IPA
Soal UAN 1
Soal UAN 2

Download Soal UAN Matematika SMA/MA
Soal UAN 1
Soal UAN 2(2007)

untuk soal non matematika akan segera diposting.

Belajar Matematika menggunakan Media alat peraga

Belajar matematika selalu dipandang sebagai momok dalam suatu pembelajaran. Itu dikarenakan dalam suatu pembelajaran matematika selalu berkecimpung pada sesuatu yang abstrak. Oke…! Sekarang kita lanjut pada pembahasannya. Apa itu alat peraga? Disini akan dibahas satu persatu secara detail.

  1. Alat peraga

a. Pengertian alat peraga

Menurut Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan cirri-ciri dari konsep yang dipelajari.

b. Fungsi alat peraga

Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar siswa mampu menangkap arti sebenarnya konsep tersebut. Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi obyek/alat peraga maka siswa mempunyai pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang ati dari suatu konsep. Berikut ini diberikan beberapa contoh dari alat peraga.

  1. Papan tulis, buku tulis, dan daun pintu yang berbentuk persegi panjang dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat guru menerangkan sub bab bangun geometridatar persegi panjang.

  2. Pensil, kapur, lidi, biji-bijian dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat memperkenalkan bilangan kepada siswa, dengan cara membilang banyaknya anggota dari kelompok benda, sehingga pada akhir membilang akan ditemukan bilangan yang sesuai dengan kelompok benda tersebut.


  1. Sarana

    1. Pengertian dan fungsi sarana

Sarana juga merupakan media pembelajaran yang fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan sarana tersebut diharapkan dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar. Contoh media pembelajaran yang berupa sarana adalah : papan tulis, penggaris, jangka, klinometer, timbangan, LK(Lembar Kerja), LT ( Lembar Tugas ) dan alat-alat permainan.

Penjelasan telah dijelaskan, dan apabila ada kekurangan mohon di kasih kritik/saran demi memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Wassalam.

Senin, 03 Desember 2007

Sifat Bilangan

Sifat Komutatif

Dalam penjumlahan dan perkalian, angka yang akan dijumlahkan atau dikalikan dapat dibolak – balik :

5 + 2 = 7 dan 2 + 5 = 7

5 x 2 = 10 dan 2 x 5 = 10

Ini adalah merupakan sifat komutatif, yaitu jika angka yang akan dijumlahkan atau dikalikan menghasilkan hasil yang sama. Dalam sebuah variable dapat dituliskan :

a + b = b + a

a x b = b x a

sifat ini tidak berlaku pada operasi pengurangan dan pembagian.

Contoh :

5 – 2 = 3 sedangkan 2 – 5 = -3

4 : 2 = 2 sedangkan 2 : 4 = 0,5


Sifat Asosiatif

Dalam operasi penjumlahan dan perkalian pada tiga bilangan, tidak menjadi masalah apakah anda menggabungkan dua bilangan pertama kemudian bilangan ketiga, atau jika anda mulai dengan menggabungkan bilangan kedua dan ketiga baru kemudian bilangan pertama.

Contoh :

5 + ( 3 + 6 ) = 14 dan ( 5 + 3 ) + 6 = 14

5(3x6) = 90 dan (5x3)6 = 90

Dalam bentuk variable dapat dituliskan sebagai berikut

a + ( b + c ) = ( a + b ) + c

a(b xc ) = (axb)c

sedangkan pada operasi pengurangan dan pembagian sifat asosiatif tidak berlaku.


Sifat Distributif

Perkalian dapat didistribusikan pada operasi penjumlahan atau pembagian.

Contoh :

3( 4 + 5 ) = 3 x 9 = 27 dan 3(4) + 3(5) = 12 + 15 = 27

Dalam bentuk variable dapat dinyatakan dengan :

a( b + c ) = a(b) + a(c)

pada operasi pambagian tidak dapt di distribusikan pada operasi penjumlahan ataupun operasi pengurangan.


Sabtu, 01 Desember 2007

PERISTILAHAN

  1. Penjumlahan

Dua bilangan dijumlah sehingga diperoleh hasil penjumlahan . urutan bilangan dalam penjumlahan tidak berpengaruh pada hasil penjumlahan. Frase – frase berikut semuanya ditafsirkan menjadi a + b:

Ø Hasil penjumlahan a dan b

Ø a ditambah b

Ø a ditambah oleh b

Ø b lebih banyak dari a

Ø jumlahkan b dengan a

  1. Pengurangan

Suatu bilangan dikurangi bilangan lain sehingga didapat selisihnya. Urutan bilangan sangat penting, karena 5 – 2 tidak sama dengan 2 – 5. dalam penafsirannya, bilangan “ dari “ menempati urutan pertama dan bilangan “ kurang dari “ ditempatkan di akhir.

Kurangkan 3 dari 7 berarti 7 – 3, sedangkan 5 kurang dari 9 berarti 9 – 5. frase-frase berikut ditafsirkan sebagai a – b :

Ø Selisih a dan b

Ø a minus b

Ø a dikurangi b

Ø b dikurangkan dari a

Ø a kurang b

Ø b kurang dari a

Ø Kurangkan b dari a

  1. Perkalian

Dua faktor ( kadang-kadang disebut pengali dan yang dikalikan ) dikalikan bersama sehingga didapatkan sebuah hasil kali. Urutan kedua faktor tersebut tidak begitu penting.

Frase-frase berikut semuanya di taksiran sebagai ab atau axb atau a(b) :

Ø Hasil kali a dan b

Ø a kali b

Ø a dikalikan oleh b

  1. Pembagian

Sebuah bilangan dibagi oleh bilangan pembagi sehingga didapat hasil bagi. Urutan dalam hal ini penting, karena 6 : 3 = 2 sedangkan 3 : 6 = 0,5. frase – frase berikut semuanya ditafsirkan sebagai a ¸ b atau a/b atau :

Ø Hasil bagi a dengan b

Ø a dibagi dengan b

Ø b membagi a

  1. Sama dengan

Frase –frase berikut semuanya ditafsirkan menjadi tanda sama dengan “=”

Ø Adalah, adalah sama dengan

Ø Sama dengan

Ø Adalah sama seperti

Ø Hasilnya adalah

Frase “tidak sama dengan” ditulis dengan simbol seperti ¹.

  1. Pertidaksamaan

Bersama dengan bilangan-bilangan kita selalu tahu mana bilangan yang lebih besar atau lebih kecil dan menggunakan simbol <> untuk lebih besar dari. Dalam ilmu aljabar, kita terkadang memerlukan simbol-simbol untuk “ lebih kecil sama dengan “ dan lebih besar sama dengan. “

Ø a lebih besar dari b a > b

Ø a lebih besar dari atau sama dengan b a ³ b

Ø a lebih kecil dari b a <>

Ø a lebih kecil dari atau sama dengan b a £ b

BILANGAN

Bilangan nyata adalah semua bilangan yang dapat ditemukan pada garis bilangan dengan cara penghitungan, pengukuran, atau bentuk geometrik. Bilangan –bilangan tersebut ada di dunia nyata. Ada berbagai macam bilangan yang termasuk dalam bilangan nyata.

  1. Bilangan asli adalah bilangan-bilangan yang terdapat pada garis bilangan berikut disebut bilangan asli. Nama lain dari bilangan ini adalah bilangan hitung atau bilangan yang bernilai positif(integer positif).

{ 1,2,3,4,5,6,7,8,9,..........}

  1. Bilangan Cacah adalah Bilangan asli dengan tambahan bilangan 0

{ 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9........}

  1. Bilangan negatif ( integer negatif ) adalah bilangan yang letaknya disebelah kiri nol ( 0 )

Contoh :

-1 , -2, -3, -4, -5,...........

  1. Bilangan Bulat adalah bilangan asli, bentuk negatif dari bilangan asli tersebut, dan bilangan 0.

Contoh :

{ ........,-3,-2,-1,0,1,2,3,.........}

  1. Bilangan rasional adalah bilangan-bilangan yang erupakan rasio (pembagian) dari dua angka ( integer )

Contohnya adalah ¾ , 2/3, ½, 5/4, dll.

Pecahan-pecahan termasuk sekumpulan bilanga rasional.

Pecahan desimal adalah pecahan-pecahan dengan bilangan penyebut 10, 100, dst. { 1/10, 1/100, 1/1000 } semua bilangan ini dapat ditemukan dalam garis-garis bilangan.

  1. Bilangan irasional adalah suatu bilangan yang terdapat pada suatu garis bilangan yang tidak dapat di alokasikan dengan cara biasa karena bilangan ini tidak dapat digambarkan seperti halnya bilangan rasional.

Contoh bilangan irasional adalah . nilai taksiran nilai dari adalah 1,414. juga merupakan bilangan irasional . bilanga tersebut merupakan hasil pembagian dari keliling lingkaran dengan diameter dan taksirannya adalah 3,14.

  1. Bilangan imajiner adalah apabilan sebuah bilangan bukan merupakan bilangan nyata( dalam artian bilangan tersebut bukan merupakan bilangan rasional maupun irasional ), maka bilangan tersebut dikatakan imajiner. Bilangan imajiner dinyatakan dengan b i, b e R dan i = atau i2 = -1

  1. Bilangan komplek adalah suatu bilangan yang merupakan penjumlahan antara bilangan real dan bilangan imajiner. Bilagan komplek dinyatakan dengan a + bi, a e R , b e R. Contohnya : 3 + 4i, 5 – 7i.